Harta Kerajaan-Kerajaan Indonesia
-= Indonesian National Treasures =-
“Harta
raja-raja Nusantara berupa ratusan ribu ton emas dan harta lainnnya itu
dibawa ke Belanda (sebagai penjajah) dari Indonesia, kemudian Belanda
kalah perang dengan Jerman, maka Jerman memboyong harta itu ke
negaranya. Lalu dalam perang dunia kedua, Jerman kalah dengan Amerika,
maka Amerika membawa semua harta itu ke negaranya hingga kini.“
“Bhinneka Tunggal Ika”
“Rwāneka dhātu winuwus Buddha Wiswa,
Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen,
Mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal,
Bhinnêka tunggal ika tan, hana dharma mangrwa.” (pupuh 139, bait 5)
Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen,
Mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal,
Bhinnêka tunggal ika tan, hana dharma mangrwa.” (pupuh 139, bait 5)
“Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda,
Mereka memang berbeda tapi bagaimanakah bisa dikenali,
Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal,
Terpecah belah tapi satu jualah, tiada kerancuan dalam kebenaran.”
Mereka memang berbeda tapi bagaimanakah bisa dikenali,
Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal,
Terpecah belah tapi satu jualah, tiada kerancuan dalam kebenaran.”
***
Barang-barang Amanah Soekarno
Pada masa jayanya dahulu, kepulauan
Nusantara terdiri dari ratusan Kerajaan. Wilayah Nusantara (kini
Indonesia) merupakan kawasan yang paling diincar oleh semua kerajaan di
dunia.
Keinginan
semua kerajaan di dunia untuk merebut dan menguasai wilayah Kepulauan
Nusantara ini akibat adanya beragam kekayaan hasil alam di daerah
kepulauan terbesar di dunia tersebut.
Dari dalam tanah Nusantara terdapat
berbagai macam tambang minyak dan logam, dalam lautnya juga terdapat
minyak bumi dan sumber alam lainnya, juga tanahnya yang subur sepanjang
tahun siap ditanami kapan saja, bukit yang kaya pasir dan bebatuan
mineral, hingga di setiap puncak gunungnya pun juga memiliki kekayaan
dan keindahan tiada taranya.
Belum lagi dari kekayaan flora dan
faunanya. Dari dalam lautnya terdapat ikan dan hasil laut yang sangat
berlimpah-ruah, didaratnya terdapat ribuan jenis satwa yang sangat
eksotik dan endemik.
Juga di hutannya yang terdiri dari ribuan
jenis pohon yang hanya terdapat di wilayah Nusantara ini, terdiri dari
hutan lebat tropis jutaan hektar, juga puluhan sungai besar mengalir di
setiap pulaunya.
Wajar saja jika di wilayah kepulauan terbesar di dunia yang ada di
daerah tropis ini juga terdapat ratusan kerajaan yang makmur.
Kerajaan-kerajaan yang memiliki harta berupa emas, perak, perunggu,
platina, berlian dan batu mulia serta juga mutiara. Seluruh kekayaan
kerajaan Nusantara tersebut jika dikumpulkan beratnya mencapai ratusan
ribu bahkan bisa jutaan ton emas dan harta lainnya..! Namun
pertanyaannya, kemana semua harta kekayaan kerajaan-kerajaan Nusantara
tersebut?
Setelah masuknya orang Eropa (termasuk
Belanda), kekayaan tersebut seperti “disita” oleh kolonial dan hilang
entah kemana. Untuk itulah, maka beberapa tim dan individu mulai
“mengorek” dan “menelusuri” jejak kekayaan Kerajaan-Kerajaan Indonesia
yang dulu ada di wilayah Nusantara ini.
Layaknya film “Indiana Jones“,
mereka mengumpulkan bukti dari berbagai sumber yang terkait. Mulai dari
dokumen dan cerita serta berita, baik yang diperoleh di dunia nyata
ataupun di dunia maya. Berikut fakta-fakta yang sempat tercium dan
terangkum oleh mereka mengenai “the National Treasures of Indonesian Kingdoms“.
1. Pada awal abad 17,
aset harta para Raja & Kesultanan Nusantara (Cirebon, G.Pakuan,
Banten, Deli, Riau, Kutai, Makasar, Bone, Goa, Luwut,Ternate, dLL,)
dalam nilai ratusan trilyun Dollar Amerika (dalam bentuk emas, logam
mulia, berlian, dan srbagainya) di simpan di Bank Zuchrigh, Jerman
(karena pada saat itu Jerman adalah negara makmur & menguasai dunia.
Serta bank tersebut adalah salah satu bank yang tertua di dunia)
2. Pada tahun 1620,
Nusantara dijajah Belanda selama 3,5 abad. Bagi Kesultanan / Raja
Nusantara yg melawan Belanda, data administrasi harta di Bumi Nusantara
dihanguskan, hanya bagi Kerajaan Amangkurat I tetap memiliki data utuh,
karena mereka penjilat Belanda dimasa itu.
Catatan:
Salah satu bukti Amangkurat I sebagai penjilat Belanda : Pangeran Girilaya – Raja Cirebon II selaku menantu dari Raja Amangkurat I, atas tipuan pada u “undangan makan”, ternyata Raja Cirebon II beserta kedua putranya yang berumur 11 dan 9 tahun ditahan selama 10 tahun, hingga wafatnya Raja Cirebon II yang dimakamkan di Girilaya. Atas wafatnya Raja Cirebon II, Sultan Trunojoyo diutus untuk menjemput kedua putra mahkota tersebut untuk menggantikan tahta Kerajaan Cirebon.
Salah satu bukti Amangkurat I sebagai penjilat Belanda : Pangeran Girilaya – Raja Cirebon II selaku menantu dari Raja Amangkurat I, atas tipuan pada u “undangan makan”, ternyata Raja Cirebon II beserta kedua putranya yang berumur 11 dan 9 tahun ditahan selama 10 tahun, hingga wafatnya Raja Cirebon II yang dimakamkan di Girilaya. Atas wafatnya Raja Cirebon II, Sultan Trunojoyo diutus untuk menjemput kedua putra mahkota tersebut untuk menggantikan tahta Kerajaan Cirebon.
Dengan melalui peperangan, akhirnya
Trunojoya berhasil membawa Putra Mahkota dan kedua adiknya. Sedangkan
Putra Mahkota yang pertama/kakaknya, diamankan oleh paman dari Ibunya ke
Gunung Lawu. Hingga akhirnya berdiri Kerajaan Cirebon menjadi dua
kesultanan, yaitu: Kesultanan Kanoman dan Kesultanan Kasepuhan.
3. Pada tahun 1939, Amerika menyuruh Bung Karno untuk menata aset para Raja Nusantara dan mengalihkan hak atas nama pribadi Soekarno.
Catatan:
a. PENYERAHAN HIBAH REKAYASA dilakukan oleh Raja Solo dan Yogyakarta yang mengatasnamakan Raja-raja Nusantara. Selanjutnya aset kedua raja tersebut utuh atau tidak dihibahkan.
b. HAK AHLI WARIS Raja Nusantara, sepeserpun nihil (tdk menerima hak waris).
a. PENYERAHAN HIBAH REKAYASA dilakukan oleh Raja Solo dan Yogyakarta yang mengatasnamakan Raja-raja Nusantara. Selanjutnya aset kedua raja tersebut utuh atau tidak dihibahkan.
b. HAK AHLI WARIS Raja Nusantara, sepeserpun nihil (tdk menerima hak waris).
4. Pada tahun 1944,
berdirilah Bank Dunia atas dasar Colateral Aset Raja Nusantara! Bank
Dunia mulai memberikan pinjaman kepada 40 Negara. Maka semenjak itu USA
semakin kuat untuk mencetak mata uang dan menyusun strategi persenjataan
yang berguna untuk menguasai dunia.
5. Pada tahun 1945, saat Perang Dunia-II Jepang menyerah dan membuat Indonesia memproklamirkan kemerdekaan.
Beberapa fakta:
a. Bung Karno dalam salah satu pidatonya pernah berkata “..kalau Jepang tidak memberikan kemerdekaan kepada kita, maka saya akan minta USA utk membom Jepang..”
b. Bung Karno diangkat jadi ketua PBB. Bukankah pada waktu itu orang asing banyak yang lebih pintar dari Bung Karno? Tak aneh lagi, karena berdirinya Bank Dunia berasal dari aset Raja Nusantara. Sampai saat ini, tidak ada jabatan Ketua PBB selain Bung Karno, yang ada hanyalah Sekjen.
a. Bung Karno dalam salah satu pidatonya pernah berkata “..kalau Jepang tidak memberikan kemerdekaan kepada kita, maka saya akan minta USA utk membom Jepang..”
b. Bung Karno diangkat jadi ketua PBB. Bukankah pada waktu itu orang asing banyak yang lebih pintar dari Bung Karno? Tak aneh lagi, karena berdirinya Bank Dunia berasal dari aset Raja Nusantara. Sampai saat ini, tidak ada jabatan Ketua PBB selain Bung Karno, yang ada hanyalah Sekjen.
Catatan:
Tahun 1945, untuk membangun negara, kalau Bung Karno jujur dan benar (tidak ambisius), seharusnya mengumpulkan para Sultan dan Raja Nusantara untuk diberi tahu jika para buyutnya (Raja Nusantara) pada abad-17, menyimpan hartanya di Bank Juchrigh-Jerman. Kenapa Bung Karno bungkam?
Tahun 1945, untuk membangun negara, kalau Bung Karno jujur dan benar (tidak ambisius), seharusnya mengumpulkan para Sultan dan Raja Nusantara untuk diberi tahu jika para buyutnya (Raja Nusantara) pada abad-17, menyimpan hartanya di Bank Juchrigh-Jerman. Kenapa Bung Karno bungkam?
6. Antara tahun 1950 – 1953,
Bung Karno memberikan pelimpahan coleteral kepada kolega &
keluarganya, yang berasal dari aset para Raja Nusantara yang dihibahkan
atas nama pribadi Bung Karno. Yang kini sudah pada balik nama.
7. Tahun 1954, sebagian
sisa Dana Koleteral tsb dibagikan dalam bentuk amanah kepada 73 orang
Tokoh Negara & Ulama. Karena ada kepentingan “politik praktis”.
Tahun 1955 pemilu pertama, Bung Karno diangkat Presiden “seumur hidup”
Catatan:
a. Penerima “pelimpahan colateral” mendapatkan Royalti, namun pemegang amanah tidak mendapatkan Royalti. Siapakah yang menikmati royalti atas dana coleteral dari Bank Dunia? Siapa lagi kalau bukan kolega & keluarganya.
a. Penerima “pelimpahan colateral” mendapatkan Royalti, namun pemegang amanah tidak mendapatkan Royalti. Siapakah yang menikmati royalti atas dana coleteral dari Bank Dunia? Siapa lagi kalau bukan kolega & keluarganya.
b. Perlu pendirian “LEVARN” (Lembaga Executive Verifiksi Aset Raja Nusantra)
c. Maksud dan tujuan:
Atas tersimpannya Aset Raja Nusantra, baik milik Raja/Kesultanan:
Cirebon, Pakuan, Banten, Deli, Riau, Kutai, Makassar, Bone, Goa, Luwut,
Ternate, dan lainnya, yang disimpan pada awal Abad-17 di Bank Zuchrigh,
Jerman dengan nilai ratusan trliyun dollar Amerika yang telah dihibahkan
ke pribadi Ir.Soekarno (Rekyasa JO. AS) untuk modal awal pembentukan
Bank Dunia, kini sudah pada balik nama atas nama keluarga &
koleganya (diluar amanah) ini harus diverifikasi / tata Juridis Formil
untuk ketetapan hak bagi ahli waris dan negara.
d. Dalam pertemuan para
Sultan se-Indonesia di Bali pada tahun 2000-an lalu. Selaku ahli waris
mengharapkan keadilan hak atas harta yang digelapkan. Sehingga para
pemegang amanah dan lainnya menyadari atas keganjilan hibah tersebut.
8. Mengapa Bung Karno keluar dari PBB
& pidatonya antara tahun 1959 sampai dengan 1963, berapi-api anti
imperialis, anti nekolim? Karena coleteralnya ternyata tidak bisa
dicairkan dan digunakan untuk pembangunan Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan REPELITA yg telah diprogram. Alias dipersulit oleh
Amerika.
9. Amerika berkepentingan untuk membungkam Bung Karno,
selain karena alasan dana coleteral tersebut, juga karena Bung Karno
membentuk “Poros Segitiga” Peking-Jakarta-Pyongyang. Selanjutnya melalui
konspirasi & tipu daya, AS bertindak sebagai dalang atas lengsernya
Bung Karno.
10. Tiga orang Jenderal terlibat dalam gerakan bawah tanah buatan AS, datang dan menodongkan senjata kepada Bung Karno untuk menandatangani SUPERSEMAR.
Catatan:
Kemudian isi Supersemar diubah (dipalsukan) dan diserahkan kepada Soeharto. Soeharto tidak mengetahui tentang pemalsuan Supersemar tersebut dan menjalankan Supersemar dengan baik. Soeharto baru mengetahui hal tersebut sekitar tahun 1980-an. Namun sudah terlambat dan sejarah sudah terlanjur dituliskan.
Kemudian isi Supersemar diubah (dipalsukan) dan diserahkan kepada Soeharto. Soeharto tidak mengetahui tentang pemalsuan Supersemar tersebut dan menjalankan Supersemar dengan baik. Soeharto baru mengetahui hal tersebut sekitar tahun 1980-an. Namun sudah terlambat dan sejarah sudah terlanjur dituliskan.
11. Tahun 1967, Soekarno lengser & Soeharto menjabat sebagai Presiden RI.
12. Sekitar tahun 1995,
tujuh orang pemegang Surat Amanah dari Soekarno, menghadap Soeharto agar
Pemerintah dapat menggunakan Dana Coletral tersebut untuk pembangunan
Indonesia.
Catatan:
Dana Coletral tersebut (yang ada di Bank Dunia) tidak dapat dicairkan, namun dapat digunakan untuk “jaminan cetak uang”. Soeharto mengajukan ijin utk pencetakan uang Rupiah atas jaminan Dana Coletral tersebut.
Dana Coletral tersebut (yang ada di Bank Dunia) tidak dapat dicairkan, namun dapat digunakan untuk “jaminan cetak uang”. Soeharto mengajukan ijin utk pencetakan uang Rupiah atas jaminan Dana Coletral tersebut.
13. Dilakukan Sidang Moneter Internasional,
dengan salah satu agenda untuk membahas rencana pencetakan uang Rupiah
oleh pemerintah RI. Sepuluh negara menolak untuk memberikan ijin
(termasuk AS & sekutunya), sisanya mengijinkan. Atas dasar voting,
maka pemerintah RI diijinkan utk mencetak uang sebesar “Rp. 20.000
trilyun” dengan jaminan lima Coleteral (Salah satu Coleteral tsb adalah
milik Kerajaan Cirebon sebesar 13.000 trilyun)
Catatan:
AS tdk memberikan ijin, karena khawatir Soeharto akan membangkitkan DUNIA ISLAM. Karena thn 1987 Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila sudah mulai merintis dan menggalakkan bantuan untuk pembangunan masjid di seluruh Indonesia. Mbak Tutut sudah mulai memakai kerudung & dianggap sebagai simbol kebangkitan dunia Islam.
AS tdk memberikan ijin, karena khawatir Soeharto akan membangkitkan DUNIA ISLAM. Karena thn 1987 Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila sudah mulai merintis dan menggalakkan bantuan untuk pembangunan masjid di seluruh Indonesia. Mbak Tutut sudah mulai memakai kerudung & dianggap sebagai simbol kebangkitan dunia Islam.
14. Pencetakan uang dilakukan di Jerman & Israel
(pemenang tender adalah Australia). Disisi lain AS & sekutunya
mulai melakukan konspirasi untuk merusak stabilitas Ekonomi
Internasional.
15. Maret 1997, secara
bertahap IDR (Indonesia Rupiah) sdh mulai masuk ke Indonesia (masih
berstatus atas nama Amanah yang ditempatkan di luar gudang BI). Baru
sekitar 9% IDR tsb yg diregristasi oleh BI, terjadilah “krisis moneter”
karena George Soros melakukan transaksi “pembelian Rupiah” secara
besar-besaran yang dibayar dengan US Dollar. IDR dicetak dalam cetakan
uang plastik pecahan Rp.100.000,- tahun cetakan 1997.
Catatan:
Pak Harto berencana dalam periode tahun 1998 – 2003, Try Sutrisno menjabat sebagai Wakil Presiden. Tahun 2000 Pak Harto membuat pondasi sebagai landasan kuat dalam pembangunan tinggal landas untuk take off menuju adil & makmur. Tahun 2002, Pak Harto berencana untuk mengundurkan diri dan dilanjutkan oleh wakilnya Try Sutrisno sebagai presiden.
Pak Harto berencana dalam periode tahun 1998 – 2003, Try Sutrisno menjabat sebagai Wakil Presiden. Tahun 2000 Pak Harto membuat pondasi sebagai landasan kuat dalam pembangunan tinggal landas untuk take off menuju adil & makmur. Tahun 2002, Pak Harto berencana untuk mengundurkan diri dan dilanjutkan oleh wakilnya Try Sutrisno sebagai presiden.
16. Amerika semakin gencar melakukan konspirasi, sadar atau tidak sadar banyak unsur masyarakat yang sudah masuk dalam tipu daya dan skenario AS.
Catatan:
a. Banyak mahasiswa dan rakyat yang merasa idealis dan menuntut lengsernya Soeharto. Namun sesungguhnya mereka tidak sadar bahwa ini semua adalah skenario AS untuk menurunkan Soeharto.
b. Beberapa “tokoh boneka politik” bentukan AS, yaitu empat orang yang dikenal dengan sebutan “SMAG”
c. Terjadinya Kerusuhan Mei, yang dikoordinir oleh seorang tokoh pemuda atas cetakan SMAG.
a. Banyak mahasiswa dan rakyat yang merasa idealis dan menuntut lengsernya Soeharto. Namun sesungguhnya mereka tidak sadar bahwa ini semua adalah skenario AS untuk menurunkan Soeharto.
b. Beberapa “tokoh boneka politik” bentukan AS, yaitu empat orang yang dikenal dengan sebutan “SMAG”
c. Terjadinya Kerusuhan Mei, yang dikoordinir oleh seorang tokoh pemuda atas cetakan SMAG.
17. Mei 1998, Soeharto lengser dan BJ Habibie menjabat sebagai presiden RI.
18. Semua mata uang Rupiah pada akhirnya sampai di Indonesia,
Pak Harto memerintahkan 49 orang jenderal (7 orang Jenderal Bintang
empat dan 42 orang Jenderal Bintang dua) untuk mengamankan gudang-gudang
IDR yang masih berstatus atas nama Amanah.
19. BJ Habibie dipolitisir oleh AS untuk merealisasi Referendum di TimTim,
dengan janji apabila terlaksana dengan ‘jujur dan adil’ maka Habibie
akan didukung untuk menjabat sebagai Presiden RI untuk periode
selanjutnya.
Catatan:
Habibie ditipu mentah oleh AS dan sekutunya. Hasil jajak pendapat Timor Timur dimanipulasi (termasuk yang dihitung di Gedung Putih-AS, tidak dihitung di lapangan) dan berujung pada lepasnya Timor Timur dari NKRI. Itulah jatuhnya Habibie akibat dampak tertipu politik praktis. Karena Habibie sejatinya bukan orang “misi AS”, melainkan Habibie adalah “Jerman-isme”.
Habibie ditipu mentah oleh AS dan sekutunya. Hasil jajak pendapat Timor Timur dimanipulasi (termasuk yang dihitung di Gedung Putih-AS, tidak dihitung di lapangan) dan berujung pada lepasnya Timor Timur dari NKRI. Itulah jatuhnya Habibie akibat dampak tertipu politik praktis. Karena Habibie sejatinya bukan orang “misi AS”, melainkan Habibie adalah “Jerman-isme”.
20. Rapuhnya Pemerintahan RI
dan perekonomiannya akibat “Mafia Berkeley” dan sebagian besar
tokoh-tokoh negara terlibat dalam dosa “Kerusuhan Mei”. Amerika memegang
kartu tokoh-tokoh negara tersebut, lalu leluasa untuk mendikte
pemerintah. Boleh dikata, semenjak itu pemerintahan hanya menjadi
“boneka AS” dan tdk mampu untuk lepas dari cengkraman AS.
21. Jadi dari semuanya:
a. Kebenaran ini dituliskan bukan utk menyudutkan PIHAK-PIHAK TERTENTU, namun utk MENEGAKKAN SEBUAH KEBENARAN.
b. Bangsa Indonesia sangat beruntung telah memiliki 2 orang PUTRA TERBAIKNYA yaitu SOEKARNO & SOEHARTO.
c. Rapatkan barisan, jangan mudah teradu domba oleh KONSPIRASI AS & sekutunya. Tumbuhkan jiwa patriotik kita, karena bisa jadi melalui konspirasi AS, perang Afganistan dan Irak juga dapat terjadi di Tanah Air yg kita cintai ini. Juga perang antar suku dan golongan di dalam negeri seperti di negara-negara Afrika, Korea Utara – Selatan, Vietnam Utara-Selatan, Bosnia, Mesir, Libya dan lain-lain.
d. Atas Cronologis harta Soekarno tersebut, pada prinsipnya kita para “pemegang amanah” dan penerima “pelimpahan Colateral”, perlu untuk menyadari bahwa pelaksanaan “Hibah Aset Raja Nusantara kepada pribadi Bung Karno adalah “CACAT HUKUM”
e. Jadi masalah Barang dan Harta Amanah Bung Karno bukan urusan kita, melainkan urusan “karuhun”? Itu semua hanya panggung sandiwara. (Sumber : indonesiaindonesia)
a. Kebenaran ini dituliskan bukan utk menyudutkan PIHAK-PIHAK TERTENTU, namun utk MENEGAKKAN SEBUAH KEBENARAN.
b. Bangsa Indonesia sangat beruntung telah memiliki 2 orang PUTRA TERBAIKNYA yaitu SOEKARNO & SOEHARTO.
c. Rapatkan barisan, jangan mudah teradu domba oleh KONSPIRASI AS & sekutunya. Tumbuhkan jiwa patriotik kita, karena bisa jadi melalui konspirasi AS, perang Afganistan dan Irak juga dapat terjadi di Tanah Air yg kita cintai ini. Juga perang antar suku dan golongan di dalam negeri seperti di negara-negara Afrika, Korea Utara – Selatan, Vietnam Utara-Selatan, Bosnia, Mesir, Libya dan lain-lain.
d. Atas Cronologis harta Soekarno tersebut, pada prinsipnya kita para “pemegang amanah” dan penerima “pelimpahan Colateral”, perlu untuk menyadari bahwa pelaksanaan “Hibah Aset Raja Nusantara kepada pribadi Bung Karno adalah “CACAT HUKUM”
e. Jadi masalah Barang dan Harta Amanah Bung Karno bukan urusan kita, melainkan urusan “karuhun”? Itu semua hanya panggung sandiwara. (Sumber : indonesiaindonesia)
*****
Harta Rakyat Indonesia Sirna Oleh Rekomendasi Negara-negara Kolompok G-20
“Considering this statement, which
was written and signed in November 21th 1963, while the new certificate
was valid in 1965 all the ownership, then the following total volumes
were just obtained.”
Itulah sepenggal kalimat yang menjadi
berkah sekaligus kutukan bagi bangsa Indonesia hingga kini. Kalimat itu
menjadi kalimat penting dalam perjanjian antara Presiden Amerika Serikat
John F. Kennedy dengan Soekarno pada 1963.
Soekarno dan John F. Kennedy
Banyak pengamat Amerika melihat perjanjian yang kini dikenal dengan nama “The Green Hilton Agreement” itu sebagai sebuah kesalahan bangsa Amerika. Tetapi bagi Indonesia, itulah sebuah kemenangan besar yang diperjuangkan Bung Karno. Sebab volume batangan emas tertera dalam lembaran perjanjian itu terdiri dari 17 paket sebanyak 57.150 ton lebih emas murni..!
Banyak pengamat Amerika melihat perjanjian yang kini dikenal dengan nama “The Green Hilton Agreement” itu sebagai sebuah kesalahan bangsa Amerika. Tetapi bagi Indonesia, itulah sebuah kemenangan besar yang diperjuangkan Bung Karno. Sebab volume batangan emas tertera dalam lembaran perjanjian itu terdiri dari 17 paket sebanyak 57.150 ton lebih emas murni..!
Bahasa
lain yang sering dikemukakan Bung Karno kepada rekan terdekatnya, bahwa
ia ingin harta nenek moyang yang telah dirampas oleh imprealisme dan
kolonialisme dulu bisa kembali.
Tetapi perjanjian yang diteken itu, hanya
sebatas pengakuan dan mengabaikan pengembaliannya. Sebab Negeri Paman
Sam itu mengambilnya sebagai harta rampasan Perang Dunia I dan II.
Konon cerita, harta raja-raja Nusantara
berupa ratusan ribu ton emas dan harta lainnnya itu dibawa ke Belanda
(sbg penjajah) dari Indonesia, kemudian Belanda kalah perang dengan
Jerman, maka Jerman memboyong harta itu ke negaranya. Lalu dalam perang
dunia kedua, Jerman kalah dengan Amerika, maka Amerika membawa semua
harta itu ke negaranya hingga kini.
Perjanjian itu berkop surat Burung Garuda
bertinta emas di bagian atasnya yang kemudian menjadi pertanyaan besar
pengamat Amerika. Yang ikut serta menekan dalam perjanjian itu tertera
John F. Kennedy selaku Presiden Amerika Serikat dan William Vouker yang
berstempel “The President of The United State of America” dan dibagian bawahnya tertera tandatangan Soekarno dan Soewarno berstempel “Switzerland of Suisse”.
Yang
menjadi pertanyaan kita bersama adalah, mengapa Soekarno tidak
menggunakan stempel RI?. Pertanyaan itu sempat terjawab, bahwa beliau
khawatir harta itu akan dicairkan oleh pemimpin Indonesia yang korup,
suatu saat kelak.
Perjanjian yang oleh dunia moneter
dipandang sebagai pondasi kolateral ekonomi dunia hingga kini, menjadi
perdebatan panjang yang tak kunjung selesai pada kedua negara, Indonesia
dan Amerika. Banyak para tetua dan kini juga anak muda Indonesia dengan
bangganya menceritakan bahwa Amerika kaya karena dijamin harta rakyat
Indonesia.
Bahkan ada yang mengatakan, Amerika
berhutang banyak pada rakyat Indonesia, karena harta itu bukan punya
pemerintah dan bukan punya negara Indonesia, melainkan “harta rakyat
Indonesia”. Tetapi, bagi bangsa Amerika, perjanjian kolateral ini
dipandang sebagai sebuah kesalahan besar sejarah Amerika.
The Green Hilton Agreement 1963
Barangkali ini pulalah penyebab, mengapa Bung Karno kemudian dihabisi karir politiknya oleh Amerika sebelum berlakunya masa jatuh tempo The Green Hiltom Agreement. Ini berkaitan erat dengan kegiatan utama Soeharto ketika menjadi Presiden RI ke-2.
Barangkali ini pulalah penyebab, mengapa Bung Karno kemudian dihabisi karir politiknya oleh Amerika sebelum berlakunya masa jatuh tempo The Green Hiltom Agreement. Ini berkaitan erat dengan kegiatan utama Soeharto ketika menjadi Presiden RI ke-2.
Dengan dalih sebagai dalang Partai
Komunis Indonesia atau PKI, banyak orang terdekat Bung Karno
dipenjarakan tanpa pengadilan seperti Soebandrio dan lainnya. Menurut
tutur mereka kepada pers, ia dipaksa untuk menceritakan bagaimana
ceritanya Bung Karno menyimpan harta nenek moyang di luar negeri. Yang
terlacak kemudian hanya “Dana Revolusi” yang nilainya tidak seberapa.
Tetapi kekayaan yang menjadi dasar perjanjian The Green Hilton Agreement ini hampir tidak terlacak oleh Soeharto, karena kedua peneken perjanjian sudah tiada.
Kendati perjanjian itu mengabaikan
pengembaliannya, namun Bung Karno mendapatkan pengakuan bahwa status
kolateral tersebut bersifat sewa (leasing). Biaya yang
ditetapkan Bung Karno dalam perjanjian sebesar 2,5% setahun bagi siapa
atau bagi negara mana saja yang menggunakannya. Dana pembayaran sewa
kolateral ini dibayarkan pada sebuah account khusus atas nama The Heritage Foundation yang pencairannya hanya boleh dilakukan oleh Bung Karno sendiri atas restu yang dimuliakan Sri Paus Vatikan.
Namun karena Bung Karno “sudah tiada”
(wallahuallam), maka yang ditunggu adalah orang yang diberi kewenangan
olehnya. Namun sayangnya, ia hanya pernah memberikan kewenangan pada
satu orang saja di dunia dengan ciri-ciri tertentu. Dan inilah yang oleh
kebanyakan masyarakat Indonesia, bahwa yang dimaksudkan adalah “Satria
Piningit” yang kemudian disakralkan, utamanya oleh masyarakat Jawa.
Tetapi kebenaran akan hal ini masih perlu penelitian lebih jauh.
April 2009, dana yang tertampung dalam The Heritage Foundation
sudah tidak terhitung nilainya. Jika biaya sewa 2.5% ditetapkan dari
total jumlah batangan emasnya 57.150 ton, maka selama 34 tahun hasil
biaya sewanya saja sudah setera 48.577 ton emas..!
Artinya kekayaan itu sudah menjadi dua
kali lipat lebih, dalam kurun kurang dari setengah abad atau setara
dengan USD 3,2 Trilyun atau Rp 31.718 Trilyun, jika harga 1 gram emas Rp
300 ribu. Hasil lacakan terakhir, dana yang tertampung dalam rekening
khusus itu jauh lebih besar dari itu. Sebab rekening khusus itu tidak
dapat tersentuh oleh otoritas keuangan dunia manapun, termasuk pajak.
Karenanya banyak orang-orang kaya dunia
menitipkan kekayaannya pada account khusus ini. Tercatat mereka seperti
Donald Trump, pengusaha sukses properti Amerika, Raja Maroko, Raja
Yordania, Turki, termasuk beberapa pengusaha besar dunia lainnya seperti
Adnan Kassogi dan Goerge Soros. Bahkan Soros hampir menghabiskan
setengah dari kekayaannya untuk mencairkan rekening khusus ini
sebelumnya.
Pihak Turki malah pernah me-loby beberapa
orang Indonesia untuk dapat membantu mencairkan dana mereka pada
account ini, tetapi tidak berhasil. Para pengusaha kaya dari organisasi
Yahudi malah pernah berkeliling Jawa jelang akhir 2008 lalu, untuk
mencari siapa yang diberi mandat oleh Bung Karno terhadap account khusus
itu. Para tetua ini diberi batas waktu oleh rekan-rekan mereka untuk
mencairkan uang tersebut paling lambat Desember 2008. Namun tidak
berhasil.
Usaha pencairan rekening khusus ini bukan
kali ini saja, tahun 1998 menurut investigasi yang dilakukan, pernah
dicoba juga tidak berhasil. Argumentasi yang diajukan tidak cukup kuat.
Dan kini puluhan bahkan ratusan orang
dalam dan luar negeri mengaku sebagai pihak yang mendapat mandat
tersebut. Ada yang usia muda dan ada yang tua. Hebatnya lagi, cerita
mereka sama. Bahwa mereka mengaku penguasa aset rakyat Indonesia, dan
selalu bercerita kepada lawan bicaranya bahwa dunia ini kecil dan dapat
mereka atur dengan kekayaan yang ia terima. Diantaranya ada yang mengaku
anak Soekarno, lebih parah lagi, ada yang mengaku Soekarno sunggguhan
tetapi kini telah berubah menjadi muda. Wow..!
Padahal, hasil penelusuran penulis. Bung
Karno tidak pernah memberikan mandat kepada siapapun. Dan setelah tahun
1965, Bung Karno ternyata tidak pernah menerbitkan dokumen-dokumen atas
nama siapapun. Sebab setelah 1963 itu, pemilik harta rakyat Indonesia
menjadi tunggal, ialah Bung Karno itu sendiri. Namun sayang, CUSIP Number
(nomor register World Bank) atas kolateral ini bocor. Nah, CUSIP inilah
yang kemudian dimanfaatkan kalangan banker papan atas dunia untuk
menerbitkan surat-surat berharga atas nama orang Indonesia.
Pokoknya siapapun, asal orang Indonesia
ber-passport Indonesia dapat dibuatkan surat berharga dari UBS, HSBC dan
bank besar dunia lainnya. Biasanya terdiri dari 12 lembar, diantaranya
ada yang berbentuk Proof of Fund, SBLC, Bank Guransi, dan lainnya.
Nilainya pun fantastis, rata-rata diatas USD 500 juta. Bahkan ada yang
bernilai USD 100 milyar..!
Ketika dokumen tersebut dicek, maka kebiasaan kalangan perbankkan akan mengecek CUSIP Number. Jika memang berbunyi, maka dokumen tersebut dapat menjalani proses lebih lanjut. Biasanya kalangan perbankkan akan memberikan Bank Officer khusus bagi surat berharga berformat ini dengan cara memasan Window Time untuk sekedar berbicara sesama bank officer jika dokumen tersebut akan ditransaksikan.
Biasanya dokumen jenis ini hanya bisa dijaminkan atau lazim dibuatkan rooling program atau private placement yang bertempo waktu transaksi hingga 10 bulan dengan high yeild berkisar antara 100 s/d 600 % setahun. Uangnya hanya bisa dicairkan untuk proyek kemanusiaan.
Makanya, ketika terjadi musibah tsunami
di Aceh dan gempa besar lainnya di Indonesia, maka jenis dokumen ini
beterbangan sejagat raya bank. Tapi anehnya, setiap orang Indonesia yang
merasa namanya tercantum dalam dokumen itu, masih miskin saja hingga
kini. Mengapa? Karena memang hanya permainan banker kelas kakap untuk
mengakali bagaimana caranya mencairkan aset yang terdapat dalam rekening
khusus itu.
Melihat kasus ini, tak heran bila banyak
pejabat Indonesia termasuk media massa Indonesia menyebut “orang gila”
apabila ada seseorang yang mengaku punya harta banyak, milyaran dollar
Amerika Serikat. Dan itulah pula berita yang banyak menghiasi media
massa. Ketidakpercayaan ini satu sisi menguntungkan bagi keberadaan
harta yang ada pada account khusus ini, sisi lain akan membawa bahaya
seperti yang sekarang terjadi. Yakni, tidak ada pembelaan rakyat, negara
dan pemerintah Indonesia ketika harta ini benar-benar ada.
Kisah sedih itu terjadi. Ketika Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ikut serta dalam pertemuan G20 April
silam. Karena Presiden SBY tidak pernah percaya, atau mungkin ada hal
lain yang kita belum tau, maka SBY ikut serta menandatangani rekomendasi
G20. Padahal tandatangan SBY dalam sebuah memorandum G-20 di London itu
telah diperalat oleh otoritas keuangan dunia untuk menghapuskan status
harta dan kekayaan rakyat Indonesia yang diperjuangkan Bung Karno
melalui kecanggihan diplomatik. Mengapa? Karena isi memorandum itu
adalah seakan memberikan otoritas kepada lembaga keuangan dunia seperti
IMF dan World Bank untuk mencari sumber pendanaan baru bagi mengatasi keuangan global yang paling terparah dalam sejarah ummat manusia.
Atas dasar rekomendasi G20 itu, segera saja IMF dan World Bank
mendesak Swiss untuk membuka 52.000 rekening di UBS yang oleh mereka
disebut aset-aset bermasalah. Bahkan lembaga otoritas keuangan dunia
sepakat mendesak Vatikan untuk memberikan restu bagi pencairan aset yang
ada dalam The Heritage Foundation demi menyelamatkan ummat manusia.
Memang, menurut sebuah sumber terpercaya,
ada pertanyaan kecil dari Vatikan, apakah Indonesia juga telah
menyetujui? Tentu saja, tandatangan SBY diperlihatkan dalam pertemuan
itu. Berarti sirnalah sudah harta rakyat dan bangsa Indonesia.