Dalam suatu perjalanan hidup, cita-cita terbesar adalah menuju kesempurnaan.
Ada kalanya kita mesti berjuang, serta belajar menyingkap segala rahasia kehidupan..

Wednesday, September 19, 2012

National News : Alasan Ekonomi RI Tembus Tujuh Besar Dunia

Indonesia telah menjadi salah satu titik terang ekonomi global.

Pekerja menyelesaikan proyek jembatan layang non-tol Kampung Melayu-Tanah Abang di kawasan Kuningan, Jakarta
Pekerjaan menyelesaikan proyek jembatan layang non-tol Kampung melayu - Tanah abang di kawasan Kuningan, Jakarta.
Nat. Journey - Indonesia diramalkan bakal menempati posisi ketujuh dunia sebagai negara dengan skala ekonomi terbesar pada 2030. Kala itu, Indonesia diyakini bakal menawarkan peluang bisnis bagi sektor swasta hingga US$1,8 miliar.

Apa alasan konsultan McKinsey & Co memprediksi Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi terbesar dunia?

Dalam laporan McKinsey, seperti dikutip laman Foxbusiness, Selasa 18 September 2012, Indonesia telah menjadi salah satu titik terang ekonomi global dalam beberapa tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi yang mencapai 6,5 persen pada tahun lalu, tertinggi sejak krisis keuangan Asia pada akhir 1990-an, akan terus dipertahankan di kisaran 6,1-6,5 persen pada tahun ini.

Pertumbuhan itu tak lain dipicu oleh tingkat konsumsi lokal yang tinggi. Kelas masyarakat konsumen Indonesia akan semakin luas dengan daya beli yang meningkat signifikan. Mereka inilah yang memiliki pendapatan bersih melebihi US$3.600 per tahun.

Masyarakat konsumen ini akan meningkat menjadi 90 juta pada 2030, dari 45 juta orang saat ini. Tentunya, jika pemerintah bisa menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi 5-6 persen per tahun.

Indonesia telah membuktikan kemampuannya menarik investasi asing dalam beberapa tahun terakhir. Tahun lalu, rekor investasi asing langsung hampir US$20 miliar.
Tahun ini, pemerintah berharap akan menaikkan menjadi US$28 miliar. Bahkan, angka ini bisa lebih tinggi bila hambatan infrastruktur dan peraturan lingkungan segera dibenahi.
Sektor unggulanLaporan McKinsey menggarisbawahi tiga sektor yang akan membawa Indonesia bisa menjawab tantangan tersebut. Sektor jasa layanan memiliki potensi menghasilkan pertumbuhan tahunan 7,7 persen dan menciptakan bisnis US$1,1 triliun pada 2030 dari US$260 miliar pada tahun lalu.

Selain sektor jasa, sektor perbankan juga berkembang. Laporan itu mengatakan, hanya 12 persen usaha yang mendapat akses kredit perbankan, jauh tertinggal dibandingkan dengan Thailand yang mencapai 80 persen.

"Memang, Indonesia tertinggal dari negara Asia lainnya pada setiap kelas produk keuangan," katanya.

Sejumlah bank asing telah berusaha memasuki pasar Indonesia. DBS Group Holdings Ltd Singapura tahun ini mengumumkan kesepakatan mengakuisisi PT Bank Danamon Indonesia Tbk, bank terbesar keenam di Indonesia dari sisi aset senilai US$7,2 miliar. Kesepakatan itu akan menjadi akuisisi terbesar yang pernah ada di Indonesia.

Permintaan makanan di tengah populasi yang semakin makmur bisa memperluas sektor pertanian dan perikanan hingga 6 persen per tahun, dengan peluang bisnis secara keseluruhan naik hingga US$450 miliar dari US$140 miliar.

Permintaan energi domestik akan meningkat hampir tiga kali lipat pada 2030. McKinsey mengatakan, kondisi ini akan meningkatkan peluang bisnis hingga US$270 miliar pada 2030 dari US$70 miliar saat ini. Upaya itu akan mendorong Indonesia untuk mengembangkan potensi energi alternatif yang sangat besar.

Energi terbarukan ini diharapkan bisa memenuhi hingga 20 persen dari kebutuhan energi nasional pada 2030, mengurangi ketergantungan pada minyak dan batu bara yang hampir 15 persen.
"Indonesia merupakan rumah 40 persen dari total potensi panas bumi dunia, namun sektor ini masih terbelakang," tulis laporan itu.

No comments:

Post a Comment