Produk-produk Pindad secara khusus dilirik oleh Irak dan Iran.
Panser APS-2 (6x6) buatan PT.PINDAD |
Industri pertahanan
Indonesia mulai menggeliat dan menjadi perhatian sejumlah negara di
dunia. Dan bukan hanya negara di Asia Tenggara, kini senjata serta
beberapa produk dari PT Pindad mulai masuk ke sejumlah negara di Afrika
dan Asia Timur. Disamping harga terjangkau, kualitas senjata buatan
Indonesia juga bagus.
Hal itu diungkapkan Direktur Utama PT Pindad Adik Avianto Soedarsono dalam perbincangan. Saat
ini Pindad sedang gencar melakukan promosi ke sejumlah negara di benua
Afrika. Promosi ke Afrika itu sejalan dengan program pemerintah
Indonesia yang mempromosikan produk-produk dalam negeri kepada sejumlah
negara di sana.
"Kegiatan promosi kami
lakukan dengan pemerintah. Karena pemerintah juga sekalian melakukan
promosi ke beberapa negara terkait industri pertahanan yang ada di
Indonesia," kata Adik.
Produk-produk Pindad,
katanya, memang dilirik oleh Irak dan Iran. Negosiasi dengan kedua
negara itu bahkan sudah berjalan lama. Mereka berminat sebab senjata
produksi PT Pindad sangat sederhana tapi akurasinya tinggi. Berbobot
lebih ringan dibanding produk sejenis.
"Dibandingkan dengan produk-produk Eropa, karakteristiknya berat di badan dan tidak ringan. Irak melihatnya bahwa senjata dari Indonesia ringan dan santai dibawanya," kata Adik. Penjajakan dengan negara Irak sebenarnya sudah dilakukan sejak pendudukan Amerika berakhir tahun 2003 lalu.
Tapi rupanya, tidak hanya Irak dan Iran yang berniat membeli produksi buatan Indonesia itu. Uganda dan Timor Leste bahkan sudah masuk tahap penjajakan intensif.
"Kalau untuk Iran sejauh ini belum ada deal apapun, baru sebatas proses. Sedangkan yang sudah penjajakan intensif serta uji coba alat yakni Uganda dan Timor Leste. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini akan deal," kata Adik.
Baca juga:
"Dibandingkan dengan produk-produk Eropa, karakteristiknya berat di badan dan tidak ringan. Irak melihatnya bahwa senjata dari Indonesia ringan dan santai dibawanya," kata Adik. Penjajakan dengan negara Irak sebenarnya sudah dilakukan sejak pendudukan Amerika berakhir tahun 2003 lalu.
Tapi rupanya, tidak hanya Irak dan Iran yang berniat membeli produksi buatan Indonesia itu. Uganda dan Timor Leste bahkan sudah masuk tahap penjajakan intensif.
"Kalau untuk Iran sejauh ini belum ada deal apapun, baru sebatas proses. Sedangkan yang sudah penjajakan intensif serta uji coba alat yakni Uganda dan Timor Leste. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini akan deal," kata Adik.
Baca juga:
No comments:
Post a Comment